Minggu, 02 Juni 2013

Penakar Hujan OBS


A.      PENAKAR HUJAN BIASA   (OBS.)
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya   sederhana terbuat dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm. dicat aluminium terdiri  dari :
a.         Sebuah corong yang dapat dilepas dari bagian badan alat, mulut corong (bagian atasnya) terbuat dari kuningan yang berbentuk cincin (lingkaran) dengan luas 100 Cm2.
b.         Bak tempat menampung air hujan.
c.        Kran, untuk mengeluarkan air dari dalam bak ke gelas ukur.
d.       Kaki yang berbentuk silinder, tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
e.          Gelas penakar hujan, dengan skala 0 s/d 25 mm.

Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti, dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain. Menentukan tempat pemasangan penakar hujan merupakan faktor yang sangat diperhatikan dalam pengukuran curah hujan. Jika penakar hujan akan  dipasang pada Stasiun Meteorologi yang mempunyai Taman alat- alat, letak pemasangannya dapat disesuaikan dengan pola taman alat-alat. Tetapi banyak penakar hujan yang dipasang pada Stasiun Meteorologi Khusus / Stasiun kerja sama yang belum atau tidak mempunyai taman alat, dalam hal ini untuk penentuan tempat pemasangan penakar hujan perlu diperhatikan hal – hal berikut.

1.      Syarat – syarat pemasangan :
a.         Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, tanpa ada gangguan disekitar penakar, seperti pohon dan bangunan, kabel atau antene yang melintang diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon / bangunan dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon / bangunan tersebut.
b.         Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit), puncak bukit, diatas dinding atau atap.
c.         Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi beton (lihat gambar), sehingga tinggi penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus datar (horizontal) bukaan kran diberi gembok sebagai pengaman.
d.        Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m dengan  tinggi 1m, agar tidak dapat diganggu binatang dan orang yang tidak berkepentingan.

2.      Cara pengamatan :
a.         Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
b.         Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalan gelas penakar.
c.         Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai  skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
d.        Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
e.         Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
f.          Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya :
17,5  mm.   menjadi     17  mm..
24,5  mm.   menjadi     25  mm.
i.           Untuk pembacaan setinggi  x  mm  dimana  0,5 / x / 1,5  mm, maka dibaca         x = 1  mm.
j.           Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis aangka  0  (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
k.         Jika tidak ada hujan, beri tanda ( - ) atau ( . ) pada kartu hujan.
l.           Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapan hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
m.    Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2. Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat dibeli di Apotik. Dengan gelas ukur ini, hasil pengukurannya yaitu volume air yang tertampung dibagi luas corongnya (100 Cm2)  dan kemudian satuannya dijadikan millimeter (mm.). Misalnya air yang tertampung sebanyak 170 ml. (170 Cm3) maka  hasilnya adalah :  170 Cm3  :  100 Cm2  =  1.7 Cm  =  17 mm.  atau  1 mm  sama dengan 10 ml (Cc).

3.        Pemeliharaan  :
a.         Alat harus selalu dijaga tetap bersih, dan dicat aluminium.
b.         Kayu di cat putih, supaya tahan lama terhadap rayap dan cuaca.
c.         Corong harus tetap bersih, tidak boleh tertutup oleh benda-benda atau kotoran yang dapat menyumbatnya.
d.        Kran harus selalu diperiksa, jika bocor (air menetes keluar) sumbu pembuka kran dikeluarkan kemudian diberi gemuk. Apabila badan penakar hujan bocor, maka harus segera diperbaiki dengan disolder.
e.         Bak penampung air hujan harus sering dikontrol dan dibersihkan dari endapan debu / kotoran, dengan jalan menuangkan air kedalamnya dan kran dibuka.
f.          Gelas penakar hujan harus dijaga tetap bersih jangan sampai berlumut, dan disimpan pada tempat yang aman agar tidak terjatuh / pecah.
g.         Rumput disekitar tempat penakar hujan dipasang, harus selalu pendek dan rapih tidak boleh ada semak semak disekitarnya. 

1 komentar: