A. PENAKAR HUJAN BIASA (OBS.)
Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non
recording), bentuknya sederhana terbuat
dari seng plat tingginya sekitar 60 Cm. dicat aluminium terdiri dari :
a.
Sebuah corong yang dapat dilepas
dari bagian badan alat, mulut corong (bagian atasnya) terbuat dari kuningan
yang berbentuk cincin (lingkaran) dengan luas 100 Cm2.
b.
Bak tempat menampung air hujan.

d.
Kaki yang berbentuk silinder,
tempat memasang penakar hujan pada pondasi kayu dengan cara disekrup.
e.
Gelas penakar hujan, dengan skala 0 s/d 25 mm.
Keseragaman pemasangan alat, cara pengamatan, dan waktu
observasi sangat diperlukan untuk memperoleh hasil pengamatan yang teliti,
dengan maksud data yang dihasilkan dapat dibandingkan satu sama lain.
Menentukan tempat pemasangan penakar hujan merupakan faktor yang sangat
diperhatikan dalam pengukuran curah hujan. Jika
penakar hujan akan dipasang pada Stasiun
Meteorologi yang mempunyai Taman alat- alat, letak pemasangannya dapat
disesuaikan dengan pola taman alat-alat. Tetapi banyak penakar hujan yang
dipasang pada Stasiun Meteorologi Khusus / Stasiun kerja sama yang belum atau
tidak mempunyai taman alat, dalam hal ini untuk penentuan tempat pemasangan
penakar hujan perlu diperhatikan hal – hal berikut.
1. Syarat – syarat pemasangan :
a.
Penakar hujan harus dipasang pada
lapangan terbuka, tanpa ada gangguan disekitar penakar, seperti pohon dan
bangunan, kabel atau antene yang melintang diatasnya. Jarak yang terdekat
antara pohon / bangunan dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon /
bangunan tersebut.
b.
Penakar hujan tidak boleh dipasang
pada tanah miring (lereng bukit), puncak bukit, diatas dinding atau atap.
c.
Penakar dipasang dengan cara
disekrup / dipaku pada balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi
beton (lihat gambar), sehingga tinggi penakar hujan dari permukaan corong
sampai permukaan tanah 120 Cm.(lihat gbr), letak penampang corong harus datar
(horizontal) bukaan kran diberi gembok sebagai pengaman.
d.
Penakar harus dipagar keliling
dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m dengan
tinggi 1m, agar tidak dapat diganggu binatang dan orang yang tidak
berkepentingan.
2. Cara pengamatan :
a.
Pengamatan untuk curah hujan harus
dilakukan tiap hari pada jam 07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
b.
Buka kunci gembok dan letakkan
gelas penakar hujan dibawah kran, kemudian kran dibuka agar airnya tertampung
dalan gelas penakar.
c.
Jika curah hujan diperkirakan melebihi
25 mm. sebelum mencapai skala 25 mm.
kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat. Kemudian lanjutkan pengukuran
sampai air dalam bak penakar habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
d.
Untuk menghindarkan kesalahan
parallax, pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar
meniskusnya.
e.
Bila dasar meniskus tidak tepat
pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
f.
Bila dasar meniskus tepat pada
pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka yang ganjil,
misalnya :
17,5 mm. menjadi
17 mm..
24,5 mm. menjadi
25 mm.
i.
Untuk pembacaan setinggi x mm dimana
0,5 / x / 1,5 mm, maka
dibaca x = 1 mm.
j.
Untuk pembacaan lebih kecil dari
0,5 mm, pada kartu hujan ditulis aangka
0 (Nol) dan tetap dinyatakan
sebagai hari hujan.
k.
Jika tidak ada hujan, beri tanda (
- ) atau ( . ) pada kartu hujan.
l.
Jika tidak dapat dilakukan
pengamatan dalam satu atau beberapan hari, beri tanda (X) pada kartu hujan.
m. Apabila
gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan gelas penakar hujan
Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2.
Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang dapat
dibeli di Apotik. Dengan gelas ukur ini, hasil pengukurannya yaitu volume air
yang tertampung dibagi luas corongnya (100 Cm2) dan kemudian satuannya dijadikan millimeter
(mm.). Misalnya air yang tertampung sebanyak 170 ml. (170 Cm3)
maka hasilnya adalah : 170 Cm3 : 100
Cm2 = 1.7 Cm
= 17 mm. atau 1
mm sama dengan 10 ml (Cc).
3.
Pemeliharaan :
a.
Alat harus selalu dijaga tetap
bersih, dan dicat aluminium.
b.
Kayu di cat putih, supaya tahan
lama terhadap rayap dan cuaca.
c.
Corong harus tetap bersih, tidak
boleh tertutup oleh benda-benda atau kotoran yang dapat menyumbatnya.
d.
Kran harus selalu diperiksa, jika
bocor (air menetes keluar) sumbu pembuka kran dikeluarkan kemudian diberi
gemuk. Apabila badan penakar hujan bocor, maka harus segera diperbaiki dengan
disolder.
e.
Bak penampung air hujan harus
sering dikontrol dan dibersihkan dari endapan debu / kotoran, dengan jalan
menuangkan air kedalamnya dan kran dibuka.
f.
Gelas penakar hujan harus dijaga
tetap bersih jangan sampai berlumut, dan disimpan pada tempat yang aman agar
tidak terjatuh / pecah.
g.
Rumput disekitar tempat penakar
hujan dipasang, harus selalu pendek dan rapih tidak boleh ada semak semak
disekitarnya.
thax ysh udah di share....
BalasHapus